Komunitas muslim di Kota New York, Amerika Serikat, terkejut mendengar kabar menyedihkan Sabtu (13/8) lalu. Maulana Akonjee (55), sang imam Masjid Al Furqan di Distrik Queens, ditembak mati di luar masjid setelah memimpin salat zuhur. Jemaah sekaligus takmir masjid bernama Tharam Uddin (64) yang berjalan kaki bersama Akonjee turut ditembak mati.
Sang imam adalah tokoh di kalangan komunitas imigran Bangladesh. Warga setempat menuding Akonjee dibunuh oleh seseorang yang menyimpan kebencian pada umat Islam. Saksi mata menyatakan pelaku, seorang laki-laki, sejak awal berjalan tenang dari belakang, menembak kepala sang imam dan anggota takmir.
Dia berjalan santai setelah melakukan pembunuhan itu, menuju kawasan 79th Street sambil tetap menenteng senjata tanpa mengambil barang milik sang imam. Padahal mendiang Akonjee saat kejadian membawa dompet berisi uang senilai USD 1.000.
"Kasus ini hampir pasti dilatari kebencian (terhadap muslim)," kata Kobir Chowdhury, Juru Bicara Dewan Hubungan Islam-Amerika (CAIR) seperti dilansir ABC News, Minggu (14/8).
Warga muslim Queens, Khairul Islam, mempersalahkan Calon Presiden Donald Trump, sebagai biang keladi pembunuhan Akonjee. Khairul meyakini pelaku adalah sosok terinspirasi oleh ujaran Trump yang sering menyudutkan umat muslim. "Kami menyalahkan Trump atas tragedi ini. Semua salah Trump dan Islamofobia yang dia ciptakan," ujarnya.
Sketsa pelaku penembakan Imam masjid New York (c) 2016 NY Daily News
Kepolisian New York (NYPD) telah melansir sketsa pelaku. Dari penggambaran saksi mata serta rekaman CCTV, sang penembak adalah pria berusia 30-an, dengan ciri-ciri rambut hitam, memelihara jenggot, mengenakan kaos hitam dan celana pendek, serta memakai kacamata. NYPD menolak terburu-buru menyimpulkan adanya motif Islamofobia dalam kasus penembakan dua pengurus masjid itu. Semua bukti masih didalami oleh petugas.
"Kendati begitu, kami tetap membuka semua kemungkinan terkait motif pelaku," kata Tiffany Phillip, juru bicara Kepolisian New York.
Lebih dari 100 warga keturunan Bangladesh memadati lokasi penembakan beberapa jam setelah insiden itu. Mereka menggelar doa bersama hingga malam hari. Puluhan orang lainnya berunjuk rasa, menuntut polisi bergerak cepat menangkap pelakunya. "Imam masjid kami dibunuh laiknya hewan. Kami menuntut keadilan," kata Millad Ibrahim, salah satu jemaah Masjid Al Furqan.
Olah TKP penembakan imam Masjid New York (c) 2016 REUTERS/Stephanie Keith
Keponakan Akonjee, Rahi Majid menyesalkan pembunuhan pamannya. Akonjee dikenal sebagai sosok yang baik dan penyayang di lingkungan komunitas muslim Ozone Park, New York. Akonjee tidak pernah punya musuh. "Bahkan ia tidak akan menyakiti lalat sekalipun," katanya
Sarah Sayeed selaku Staf Hubungan Keagamaan Wali Kota New York meminta komunitas muslim bersabar. Dia menyatakan Wali Kota Bill de Blasio mengucapkan duka cita kepada keluarga korban.
"Saya juga memahami kemarahan warga muslim, tapi sangat penting saat ini untuk membiarkan aparat melakukan investigasi menyeluruh," kata Sayeed.
http://www.merdeka.com/dunia/pembunuhan-imam-masjid-new-york-diduga-dampak-propaganda-trump.html
Sang imam adalah tokoh di kalangan komunitas imigran Bangladesh. Warga setempat menuding Akonjee dibunuh oleh seseorang yang menyimpan kebencian pada umat Islam. Saksi mata menyatakan pelaku, seorang laki-laki, sejak awal berjalan tenang dari belakang, menembak kepala sang imam dan anggota takmir.
Dia berjalan santai setelah melakukan pembunuhan itu, menuju kawasan 79th Street sambil tetap menenteng senjata tanpa mengambil barang milik sang imam. Padahal mendiang Akonjee saat kejadian membawa dompet berisi uang senilai USD 1.000.
"Kasus ini hampir pasti dilatari kebencian (terhadap muslim)," kata Kobir Chowdhury, Juru Bicara Dewan Hubungan Islam-Amerika (CAIR) seperti dilansir ABC News, Minggu (14/8).
Warga muslim Queens, Khairul Islam, mempersalahkan Calon Presiden Donald Trump, sebagai biang keladi pembunuhan Akonjee. Khairul meyakini pelaku adalah sosok terinspirasi oleh ujaran Trump yang sering menyudutkan umat muslim. "Kami menyalahkan Trump atas tragedi ini. Semua salah Trump dan Islamofobia yang dia ciptakan," ujarnya.
Sketsa pelaku penembakan Imam masjid New York (c) 2016 NY Daily News
Kepolisian New York (NYPD) telah melansir sketsa pelaku. Dari penggambaran saksi mata serta rekaman CCTV, sang penembak adalah pria berusia 30-an, dengan ciri-ciri rambut hitam, memelihara jenggot, mengenakan kaos hitam dan celana pendek, serta memakai kacamata. NYPD menolak terburu-buru menyimpulkan adanya motif Islamofobia dalam kasus penembakan dua pengurus masjid itu. Semua bukti masih didalami oleh petugas.
"Kendati begitu, kami tetap membuka semua kemungkinan terkait motif pelaku," kata Tiffany Phillip, juru bicara Kepolisian New York.
Lebih dari 100 warga keturunan Bangladesh memadati lokasi penembakan beberapa jam setelah insiden itu. Mereka menggelar doa bersama hingga malam hari. Puluhan orang lainnya berunjuk rasa, menuntut polisi bergerak cepat menangkap pelakunya. "Imam masjid kami dibunuh laiknya hewan. Kami menuntut keadilan," kata Millad Ibrahim, salah satu jemaah Masjid Al Furqan.
Olah TKP penembakan imam Masjid New York (c) 2016 REUTERS/Stephanie Keith
Keponakan Akonjee, Rahi Majid menyesalkan pembunuhan pamannya. Akonjee dikenal sebagai sosok yang baik dan penyayang di lingkungan komunitas muslim Ozone Park, New York. Akonjee tidak pernah punya musuh. "Bahkan ia tidak akan menyakiti lalat sekalipun," katanya
Sarah Sayeed selaku Staf Hubungan Keagamaan Wali Kota New York meminta komunitas muslim bersabar. Dia menyatakan Wali Kota Bill de Blasio mengucapkan duka cita kepada keluarga korban.
"Saya juga memahami kemarahan warga muslim, tapi sangat penting saat ini untuk membiarkan aparat melakukan investigasi menyeluruh," kata Sayeed.
http://www.merdeka.com/dunia/pembunuhan-imam-masjid-new-york-diduga-dampak-propaganda-trump.html
0 Response to "Ini Dia Sketsa pelaku penembakan Imam masjid New York (c) 2016 NY Daily News"
Posting Komentar