Lulusan FISIP Universitas Airlanga Surabaya jurusan Antropologi ini menuturkan kisah memilukan seorang L.G.B.T yg jenazahnya tak terawat. Mila menceritakan nasib kaum L.G.B.T setelah dirinya jatuh sakit dan tak berdaya di tangan penyakit HIV dan AIDS.
Aktivis sosial Mila Machmudah Djamhari menceritakan kisahanya mendampingi jenazah L.G.B.T (lesbian, gay, biseksual, dan transgender). Kisah memilukan itu berhasil mencuri perhatian publik.
Sambil mengunggah foto 2 jemaat menyolatkan mayat Mila membeberkan tdk ada yg bersedia merawat mayat itu. “termasuk KPAP dan atau penggiat HAM…,” kisahnya.
Dirinya juga pernah merawat jenazah sorang penyuka sesama jenis dan waria yang sudah berada di kamar mayat. Keduanya tidak ada yang mau memandikan. Sementara keluarga mereka yang miskin juga enggan membayar Rp500.000 agar mayatnya dimandikan rumah sakit.
Mila kembali menyentil orang-orang yang berbicara atas nama hak asasi manusia (HAM) terus berkoar-koar memperjuangkan kebebasan kaum L.G.B.T. “tetapi lihatlah saat mereka sakit dan meninggal… dimana para penggiat HAM berada…” katanya.
Mila lantas menceritakan bagaimana FPI dan yayasan komunitas arab, Bil Haq, dengan sukarela merawat jenazah kaum L.G.B.T ini. “Karena mereka muslim dan kewajiban muslim merawat jenazah saudaranya…” lanjutnya.
Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengaku tidak mendukung L.G.B.T namun tetap berteman dengan mereka. Dia menyesalkan sikap aktivis HAM yang tidak mau membantu merawat penderita HIV/AID. Menurutnya, mereka telah melakukan penghakiman tanpa solusi.
“Perdebatan omong kosong semua….Saya lebih baik konsen bagaimana ada shelter buat mereka penderita AIDS… biar ada kehidupan spiritual yang menjadi motivasi semangat hidupnya..,” tutupnya.
Cerita yg dituturkan dalam unggahan foto ini berhasil mencuri perhatian netizen. Hingga Senin (1/2/2016) sore, postingan ini sudah dibagikan 5.845 kali dan mendapat puluhan komentar. Salah satu netizen bahkan mengunggah kisah pilu lain penderita HIV/AIDS yg juga kaum L.G.B.T.
Sumber : www.solopos.com
Aktivis sosial Mila Machmudah Djamhari menceritakan kisahanya mendampingi jenazah L.G.B.T (lesbian, gay, biseksual, dan transgender). Kisah memilukan itu berhasil mencuri perhatian publik.
Sambil mengunggah foto 2 jemaat menyolatkan mayat Mila membeberkan tdk ada yg bersedia merawat mayat itu. “termasuk KPAP dan atau penggiat HAM…,” kisahnya.
Dirinya juga pernah merawat jenazah sorang penyuka sesama jenis dan waria yang sudah berada di kamar mayat. Keduanya tidak ada yang mau memandikan. Sementara keluarga mereka yang miskin juga enggan membayar Rp500.000 agar mayatnya dimandikan rumah sakit.
Mila kembali menyentil orang-orang yang berbicara atas nama hak asasi manusia (HAM) terus berkoar-koar memperjuangkan kebebasan kaum L.G.B.T. “tetapi lihatlah saat mereka sakit dan meninggal… dimana para penggiat HAM berada…” katanya.
Mila lantas menceritakan bagaimana FPI dan yayasan komunitas arab, Bil Haq, dengan sukarela merawat jenazah kaum L.G.B.T ini. “Karena mereka muslim dan kewajiban muslim merawat jenazah saudaranya…” lanjutnya.
Politikus Partai Amanat Nasional (PAN) ini mengaku tidak mendukung L.G.B.T namun tetap berteman dengan mereka. Dia menyesalkan sikap aktivis HAM yang tidak mau membantu merawat penderita HIV/AID. Menurutnya, mereka telah melakukan penghakiman tanpa solusi.
“Perdebatan omong kosong semua….Saya lebih baik konsen bagaimana ada shelter buat mereka penderita AIDS… biar ada kehidupan spiritual yang menjadi motivasi semangat hidupnya..,” tutupnya.
Cerita yg dituturkan dalam unggahan foto ini berhasil mencuri perhatian netizen. Hingga Senin (1/2/2016) sore, postingan ini sudah dibagikan 5.845 kali dan mendapat puluhan komentar. Salah satu netizen bahkan mengunggah kisah pilu lain penderita HIV/AIDS yg juga kaum L.G.B.T.
Sumber : www.solopos.com
0 Response to "[KISAH NYATA]: ===>> Jenazah L.G.B.T Pengidap AIDS Ditelantarkan, FPI Yang Mengurus; Kemana Aktivis L.G.B.T & HAM yang katanya PRO..?!"
Posting Komentar